September 15, 2022
0

 MENERANGI HATI DAN MENYUBURKAN IMAN


        Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:  fitnah-fitnah (cobaan) mendatangi hati seperti anyaman yang membentuk tikar sehelai-helai ketika hati menerima dan menyerap fitnah itu maka terdapat satu titik hitam di hati itu. Dan jika hati menolaknya maka terdapat satu titik putih di hati itu sehingga dengan demikian hati terbagi menjadi dua hati putih bak batu mulia tak satu fitnah pun mampu merusaknya selama langit dan bumi masih ada dan hati yang hitam legam seperti mangkok yang tertelungkup tak mengenal yang ma'ruf atau baik tidak pulang mengingkari kemungkaran kecuali yang sesuai dengan keinginan hawa nafsunya.


       Dari hadis tersebut kita dapat mengambil sebuah tuntunan,  ilmu   untuk mendeteksi diri sedini mungkin pada posisi mana hati seseorang berada hitam atau putih dan jika berada pada posisi hitam legam itu artinya hati  dalam keadaan sakit, selalu memposisikan hatinya yang terpengaruh,kecenderungan terhadap perbuatan yang tidak baik yang mengakibatkan selalu berbuat maksiat dan sama sekali sulit untuk mengenali kebaikan dan mengingkari kemungkaran

Orang yang semacam ini dia akan selalu cenderung berbuat yang tidak baik untuk dirinya dan orang lain selalu berburuk sangka melakukan perbuatan yang tercela, bohong, sombong dan perbuatan-perbuatan yang dipengaruhi oleh hawa nafsu semata.

Maka untuk mengembalikan hati yang sakit semacam itu tidaklah mudah akan tetapi seorang mukmin harus tetaplah optimis bahwa segala sesuatu pasti bisa berubah asalkan ada kesadaran, kemauan dan niat yang tulus untuk merubah diri dari kebiasaan yang buruk menuju kebaikan-kebaikan yang disyariatkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Allah berfirman:

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. [Surat Ar-Ra'd: 11]

        Ada beberapa konsep yang sekiranya bisa mengembalikan hati menjadi suci bersih atau paling tidak menerangi hati  agar mampu dan mudah mengenali kebaikan ( makruf) dan mengingkari kemungkaran dan menyuburkan keimanannya. Antara lain:

1. ( Sholikhul Iman ) Memperbaiki keimanan dalam artian hatinya membenarkan keyakinannya dan diwujudkan dengan amal-amal kebaikan. Tanpa keimanan yang benar dan baik mustahil hatinya akan mengikuti pada kebaikan.

 Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak beriman salah seorang dari kalian selama hawa nafsunya tidak mengikuti apa yang diturunkan Allah kepada dirinya (Rosullulloh).

2. Sohihul ibadah artinya memperbaiki diri terhadap ibadah-ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala karena dengan ibadah tersebut Allah akan menghapuskan mensucikan dan memudahkan hatinya untuk menerima kebaikan-kebaikan dan mengamalkannya dan ibadah yang benar akan berdampak pada hati, lisan dan perbuatannya.

3. Membiasakan diri dengan Nilai-nilai ketakwaan, rosul memerintahkan dalam hadistnya : Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. at Tirmidzi)

4. Membiasakan diri untuk memberi maaf.

Alllah berfirman : Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

 (Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan kejiatau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.

[Surat Ali 'Imran: 133-135]

 

Wallohu a’lam bissowab.

0 komentar:

Posting Komentar